Pauh Parit Malintang SD N 11 Enam Lingkung
Kamis, 23 maret 2017, Dinas Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Padang Pariaman mengadakan Sosialisasi Revitalisasi Silat Khas Padang Pariaman untuk pengembangan seni tradisi. Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat Drs. Suarman diundang sebagai narasumber. Hadir dalam sosialisasi ini antara lain tuo-tuo silek Padang Pariaman, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Padang Pariaman serta sasaran-sasaran silat yang ada di Kabupaten Padang Pariaman.
Kegiatan Sosialisasi ini dilaksanakan di Anai Resort Padang Pariaman. Adapun narasumber utama antara lain: Dr. Asril, S. Kar, S.Hum dari ISI Padang Panjang, Dr. Syahrul, SS, M.Si juga dari ISI Padang Panjang, Drs. Suarman dari BPNB Sumatera Barat serta Akhiruddin, ketua IPSI Padang Pariaman. Acara pembukaan ditandai dengan pembacaan ayat suci Al Quran, laporan ketua panitia, kata sambutan, pemasangan deta dan peragaan silat tanda memulai acara serta pembacaan doa.
Pada kesempatan itu Asril memaparkan tentang peran silek untuk mendukung seni pertunjukan di Kabupaten Padang Pariaman.
“Padang Pariaman memiliki seni pertunjukan, salah satunya silek yang tumbuh dan berkembang di setiap nagari di Kabupaten Padang Pariaman, pemerintah dalam hal ini berperan dalam pelestarian yakni sebagai fasilitasi, motivator dan sebagai pelestari” demikian Asril memaparkan
Suarman dalam kegiatan sosialisasi tersebut didampingi Undri, Koordinator peneliti BPNB Sumatera Barat . Sebelum memaparkan materi pokok Suarman mengenalkan BPNB Sumatera Barat sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. BPNB Sumatera Barat ini melaksanakan tugas dan fungsi melestarikan nilai budaya di wilayah kerjanya meliputi Provinsi Sumatera Barat, Bengkulu dan Sumatera Selatan.
Paparan Undri adalah sosialisasi pengisian formulir pencatatan warisan budaya tak benda. Padang pariaman memiliki warisan silat beragam jenisnya. Aspek budaya ini yang menjadi obyek pengisian formulis oleh peserta sosialisasi terdiri dari guru tuo (tuo silek) dan anggota kelompok-kelompok silat yang diundang pihak dinas.
Dijelaskan Suarman, banyak upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan silat Padang Pariaman. Langkah pertama dilakukan pendataan jenis-jenis silat dan kekhasan gerakannya. Sejalan dengan kegiatan ini, sasaran kelompok/komunitas yang berperan melestarikan silat warisan leluhurnya, managemen dan legalitas setiap kelompok silat merupakan suatu keharusan. Hal ini dipentingkan untuk menjadi patokan bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Padang Pariaman membuat program dan pengalokasian anggaran terkait dengan pelestarian silat daerah setempat.
Masih menurut Suarman, riset silat mutlak diperlukan untuk menemukenali kesejarahan sistem budaya dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Standarisasi permainan dan pembelajaran silat di sekolah-sekolah dipandang penting. Selanjutnya Suarman menyampaikan gagasan bahwa pemberdayaan para guru silat patut mendapat kepedulian. Mereka ditugasi mengajarkan silat di sekolah-sekolah. Gerakan silat dapat dimanfaatkan mewujudkan senam khas di sekolah-sekolah. Ini juga kebijakan strategis pelestarian silat di Padang Pariaman. Paparan Suarman ditanggapi serius oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan peserta sosialisasi.
Sementara itu Syahrul menjelaskan tentang revitalisasi kreatif terhadap eksistensi silat di Padang Pariaman. Menurut Sahrul penting melakukan revitalisasi guna keikutsertaan generasi muda dalam pelestarian pencak silat.
Pada kesempatan itu juga ketua IPSI Padang Pariaman Akhiruddin menekankan pentingnya kerjasama antar lembaga dan organisasi untuk pelestarian pencak silat.
Kegiatan sosialisasi yang dimoderatori Undri ini berjalan cukup dinamis. Dalam diskusi juga mengemuka tentang masalah kekurangan anggaran dari pemerintah daerah khusus untuk pelestarian Silat. Sehingga hasil diskusi direkomendasikan penganggaran dana untuk pelestarian silat. Seluruh peserta juga sepakat bahwa pelaksanaan pelestarian pencak dilat harus didukung semua komponen termasuk pemerintah daerah. Kegiatan ini diharapkan dapat melestarikan silat.